Selasa, 25 Februari 2014

The Beatles Ternyata Penjiplak Yang Sangat Luar Biasa
Cover buku "The Beatles: Extraordinary
Plagiarists"  (Edgar O. Cruz).
Mungkin tidak asing lagi di telinga kita, soal plagiarisme dalam dunia musik. Baik itu mengambil seluruh nada dari lagu aslinya atau menyadur sebagian, untuk kemudian dikembangkan lagi menjadi lebih baik. Di Indonesia, sebut saja musisi kenamaan dan paling produktif menulis lagu (paling tidak hingga sekarang) yakni, Ahmad Dhani, telah mengambil beberapa lagu luar untuk dijadikan single lagunya. Sebut saja lagu "Jika Sorga dan Neraka Tak Pernah Ada" (duet dengan Alm. Chrisye), yang secara penuh mengambil dari lagunya Stephen Simmonds dan Lisa Nilsson yang berjudul Tears Never Dry. Kemudian lagu "Cintaku Tertinggal di Malaysia" yang diambil dari lagu yang berjudul Ruthless Queen yang dipopulerkan oleh Band dari Belanda, Kayak. Berlanjut kemudian ke lagu Cinta Mati II oleh Mulan Jameela dengan lagu Real Life oleh Sergio Mendez, hingga lagu Mustafa Ibrahim-nya Queen yang disadur ke dalam lirik Indonesia oleh Ahmad Dhani.


Ahmad Dhani bukanlah musisi yang bodoh, yang tidak menyadari bahwa lagu dari musisi mancanegara yang didaur ulang lagi ke dalam lirik Indonesia, akan diketahui oleh pendengar dan penikmat musik tanah air. Para penggemar, pendengar dan penikmat musik, bahkan pengamat musik, bukanlah orang-orang awam yang tidak mengenali lagu-lagu yang dibawakan oleh idolanya. Sehingga apa yang dilakukan oleh Ahmad Dhani, bukanlah suatu kebetulan atau ketidaksadarannya. Beberapa alasan mungkin menjadi pertimbangan bagi si-musisi, dalam mendaur ulang kembali lagu tersebut ke dalam lirik Indonesia, seperti misalnya, karena mereka adalah pengagum sang musisi-musisi yang menginspirasi itu.


Dalam bermusik dan menulis lagu, menurut saya, hal tersebut sah-sah saja dilakukan. Sepanjang tidak menyalahkan aturan dan kode etik yang telah ditetapkan oleh hukum yang berlaku, maka tidak ada salahnya jika itu dilakukan. Ahmad Dhani misalnya, ada beberapa hal yang mungkin tidak penting untuk dijelaskannya kepada publik, menyangkut hal penjiplakan lagu ini, karena mungkin saja sudah tidak ada masalah karena dia telah melakukan sesuatu yang benar di jalannya. Memang begitu, dan saya fikir, jika sebuah lagu yang disadur oleh seorang musisi dari musisi lain, jika tidak menjadi permasalahan atau pertanyaan dari para pendengar dan penggemar, apa mesti penting diberitahukan? Musisi bukanlah orang yang tidak menyadari itu.

Bagaimana jika plagiarisme yang dilakukan oleh musisi-musisi dunia? Sebut saja band The Beatles, yang mulai terkenal pada era 60an hingga bubarnya di tahun 1969, dimana menurut saya merupakan band yang hampir seluruh lagu dalam setiap albumnya adalah Hits, bahkan saya hampir bisa mengingat dan hafal lagu-lagu yang ada dalam album-albumnya tersebut? Mengenai ini, saya jadi ingat pada sebuah artikel dari TraxMagazine tentang buku yang berjudul "The Beatles Ternyata Penjiplak yang Sangat Luar Biasa." Kembali lagi pada pernyataan saya sebelumnya, bahwa mengambil sesuatu sebagian atau bahkan seluruhnya dengan izin pemiliknya, saya rasa sah-sah saja dilakukan. Kita lihat lagi dengan judul artikel di atas, yang membuat kita kaget tidak percaya, "Apakah mungkin The Beatles melakukan hal itu? Bisa saja dan mungkin juga. Namun, perlu kita teliti, apakah The Beatles benar-benar menjiplak secara bodoh dan mentah-mentah? hal inilah yang perlu kita perhatikan baik-baik.


Buku tersebut merupakan buku baru dan saya sendiri juga belum pernah membacanya. Buku itu berjudul, "The Beatles: Extraordinary Plagiarists" oleh Edgar O. Cruz, yang membahas detail dari sebuah plagiarisme sebagai sumber kreativitas tanpa henti oleh ekspor terbesar musik Inggris, yakni The Beatles. Menurut artikel tersebut, tentang penulis lagu utamanya, John Lennon dan Paul McCartney, yang oleh masyarakat modern ditandai sebagai "komposer terbesar sejak Beethoven," ternyata adalah "penjiplak yang luar biasa." (setidaknya menurut buku ini). TraxMagazine menceritakan dalam artikelnya tersebut, bahwa Cruz, sang penulis buku, menceritakan dimana, Lennon dan McCartney hanyalah dua orang Elvis Presley wannabes yang mulai menulis lagu dengan mengabaikan dasar-dasar musik. Namun meskipun mereka 'buta huruf' artistik, mereka berkembang menjadi musisi dan songmakers yang paling komersial dari generasi mereka. Keberhasilan fenomenal mereka bahkan oleh Dr Joseph Crow, seorang ahli perilaku, dibandingkan dengan prestasi prestasi menciptakan bom Atom, tanpa pengetahuan tentang hukum matematika atau fisika.

Secara individu atau bersama-sama, Lennon dan McCartney sebagian besar berhasil lolos dari sebutan plagiarisme secara hukum dengan tidak melebihi dua bar untuk setiap bentuk peniruan lagu. Buku ini menggambarkan tindakan The Beatles seperti sebagai kriptomnesia atau plagiarisme tidak disengaja.

Mayoritas tindakan The Beatles 'menyalin' lagu orang dilakukan secara sadar walau sering dikaburkan dengan fakta kalau mereka dikuasai narkoba saat melakukan itu. Lennon dan McCartney sering 'menyadap' group lain di sesi rekaman dan memunculkan lagu-lagu yang mirip dengan sadapan itu di lagu-lagu baru The Beatles. 

Dari 213 lagu yang resmi dirilis di Inggris, The Beatles mampu melewati tuduhan bahwa materi mereka sebagian besar adalah 'lagu orang lain yang ditulis dalam bentuk baru'. Bahkan saat Lennon dan McCartney berulang kali mengakui -setelah The Beatles bubar-  bahwa mereka mengambil lagu-lagu orang dan ditulis kiembali, penggemar menolak untuk percaya.

Tapi John Sebastian, vokalis dari The Lovin’ Spoonful, yang lagu "Califonia Dreamin' diambil McCartney dan kemudian dibuat lagu baru berjudul "Good Day Sunshine" lebih tahu. Sebastian menyatakan bahwa bakat The Beatles 'adalah mampu memplagiat tanpa terdeteksi'. "In other, they are 'original'  plagiarists that made them extraordinary."

Buku 172 halaman yang ditulis sesuai urutan kronologis dari siklus kreatif The Beatles, termasuk mengangkat beberapa cerita serta perbandingan dari lagu-lagu asli serta perubahan menjadi lagu baru oleh The Beatles. Selain data-data dokumen dari The Beatles sendiri, nara sumber buku ini juga menampilkan pandangan George Martin serta  Geoff Emetic, juga para ahli musik masa lalu dan sekarang. Termasuk sejarawan budaya pop seperti Jan Winner dan Ian McDonald. Sumber otoritatif seperti Time, Newsweek, The New York Times, Rolling Stone, NME, Playboy, dan penelitian dari penulisnya sendiri.

Bagaimana menurut Anda, khususnya pengagum lagu-lagu The Beatles? Mugkin ada yang percaya dan banyak juga yang tidak percaya. Saya sendiri, yang terang-terangan sangat mengagumi The Beatles, tidak ambil pusing dengan hal ini. Bukannya tidak peduli, hanya saja apa yang diceritakan dalam buku tersebut oleh Cruz, seperti artikel di atas, masih menjadi sesuatu yang menurut saya perlu penjelasan lebih jauh. Kalaupun itu sebuah kebenaran dan fakta tentang The Beatles, toh itu tidak pernah mempengaruhi kekaguman bagi sebagian besar penggemarnya di seluruh dunia, karena The Beatles sendiri telah membuktikan The New Music Generation, bahwa apa yang telah mereka lakukan selama berkarir mereka, telah menjadi inspirasi yang tiada tanding bagi seluruh musisi di dunia, bahkan hingga sekarang.

Saya mungkin saja bisa terima, karena dengan penjiplakan itu seseorang bisa berkembang menjadi lebih hebat dari sumber asalnya. Ini juga mengingatkan saya pada sebuah buku dengan judul Beatles' Way, yang menuturkan tentang Kiat-kiat dan Tips bagaimana menggapai hidup sukses dengan menerapkan prinsip dan jalan hidup The Beatles. Buku itu sebenarnya juga menceritakan perjalanan The Beatles, mulai dari awal berkarirnya hingga mencapai sukses yang tiada tandingannya, termasuk hal-hal unik dan kontroversial yang terjadi pada setiap personelnya. Kemudian, masih dalam buku tersebut, ternyata apa yang dilakukan The Beatles dalam hal penulisan lagu (seperti plagiarisme yang dituduhkan), The Beatles sebenarnya terang-terangan mengakui bahwa setiap musisi yang dianggap berpengaruh dalam kehidupan bermusiknya, pasti mereka libatkan dalam setiap lagu yang mereka tulis. Namun sekali lagi, setiap personel The Beatles merupakan pribadi-pribadi yang cerdas dan memiliki referensi yang komplit dalam musik bahkan semuanya adalah kutu buku. Sehingga setiap karya yang mereka hasilkan, mustahil tidak dipengaruhi oleh idola yang mereka kagumi.

Boleh saja dikatakan The Beatles adalah "Penjiplak yang Luar Biasa", tapi apakah mereka benar-benar menelan habis-habis tanpa dikunyah dan digigit terlebih dulu? Sekali lagi, mereka merupakan musisi yang sangat jenius yang pernah ada (paling tidak itu yang saya dengar). Jadi soal plagiat yang dituduhkan, mungkin sebenarnya hanya perlu penjelasan lebih jauh saja.  Bukan tidak mungkin mereka melakukan plagiarisme, akan tetapi sebenarnya mereka mengambil lagu-lagu dari musisi idolanya, kemudian dari lagu itu mereka olah, mereka perbarui dan menambahkan sesuatunya yang belum pernah dilakukan sebelumnya, sehingga menghadirkan sebuah nada dan suara yang menakjubkan, yang belum pernah ada sebelumnya. Itulah yang sebenarnya mereka lakukan, dan itu terlihat dari lagu-lagunya seperti, I want To Hold Your Hand, Rain, A Day in The Life, Michelle, Yesterday dan masih banyak lagi.

Mari bersama-sama kita berfikir ulang kembali, apakah pernyataan dalam buku tersebut, benar-benar dilakukan oleh The Beatles? Tanyalah ke hati kita masing-masing, dan seperti yang pernah dikatakan oleh seorang sahabat saya: "The Beatles, apapun yang dikatakan orang tentang kamu, kamu tetap yang terbaik!"
(Imanee).

0 komentar:

Posting Komentar